"Yang Terpenting Dari Pendidikan Bukanlah Mengajarkan Anak Begini dan Begitu, Melainkan Mendewasakan Pikiran dan Membangkitkan Energi Mereka" (Soren Kier Kegaard)

BELL'S PALSY

Bell's Palsy merupakan suatu kelainan pada saraf wajah yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan tiba-tiba pada otot di salah satu sisi wajah. Meskipun kelumpuhan wajah ini tidak dikuti dengan kelumpuhan anggota tubuh lainnya, seperti yang pada gangguan peredaran darah otak pada umumnya, namun kondisi ini dapat mencemaskan karena biasanya terjadi tanpa gejala awal dan menyebabkan wajah tampak miring.
Istilah bell's palsy diambil dari nama seorang dokter dari abad 19, Sir Charles Bell. Dia adalah dokter yang pertama kali menggambarkan kondisi ini dan menghubungkan dengan kelainan pada syaraf wajah.

Siapa yang rentan terhadap Bell's palsy ??
Bell's palsy erat kaitannya dengan cuaca dingin dan bisa menyerang orang yang bekerja di ruangan ber AC secara langsung. Angin dingin membuat syaraf di sekitar wajah sembab dan membesar. Pembengkakan syaraf nervous fascialis ini mengakibatkan pasokan darah ke syaraf tersebut terhenti. Bell's palsy terjadi secara tiba-tiba namun tidak menular. Penyakit ini berisiko menyerang remaja berusia 20-an, perempuan hamil, dan lanjut usia setelah 60 tahun. Penderita diabetes melitus dan pasca flu juga tak luput dari risiko penyakit ini.

Apa Penyebabnya?
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun diduga terjadi pembengkakan pada saraf wajah sebagai reaksi terhadap infeksi virus. Akibatnya pasokan darah ke saraf terhenti dan menyebabkan kematian sel sehingga fungsi menghantar impuls/rangsangnya menjadi terganggu dan perintah otak untuk menggerakkan otot-otot wajah tidak dapat diteruskan. Infeksi virus yang dimaksud adalah semacam virus herpes simpleks, dimana virus tersebut dapat "tidur" selama beberapa tahun dan akan aktif jika seseorang terkena stres fisik ataupun psikis.

Gejala yang ditimbulkan
  • Rasa nyeri di belakang telinga, sesaat sebelum terjadi kelemahan otot wajah.
  • Penderita mengalami mati rasa atau merasakan ada beban di wajahnya.
  • Bagian wajah yang mengalami kelumpuhan terlihat datar, tanpa ekspresi dan bahkan miring.
  • Kelopak mata tidak dapat menutup sehingga bola mata akan berair terus-menerus, namun akan kering di malam hari ketika tidur.
  • Kesulitan berbicara terutama saat mengucapkan huruf konsonan karena mulut atau bibir tertarik ke satu sisi.
  • Kemampuan mengecap/merasa terganggu dan suara-suara terdengar lebih keras di satu sisi yang terkena.

Langkah pengobatan
Tidak ada pemeriksaan dan pengobatan khusus untuk Bell's palsy. Untuk membedakan Bell's palsy dengan penyakit lainnya, perlu dilakukan pemeriksaan rontgen, CT scan atau MRI serta melihat riwayat penyakit.
Beberapa ahli percaya bahwa pemberian kortikoteroid seperti prednison dan antivirus seperti asiklovir dalam 2 ¬ 3 hari pertama dan dilanjutkan sampai 1-2 minggu, dapat memperbaiki prognosis sampai 20%. Namun, apakah pengobatan ini bisa mengurangi nyeri dan memperbaiki kesempatan untuk sembuh, masih belum dapat dibuktikan.